Setiap pemerintahan memiliki komunikasi politiknya sendiri.
- PRESIDEN SOEHARTO
Pemimpin Orde Baru (Orba) ini, Soeharto memegang jabatan presiden paling lama yaitu selama 32 tahun.
Gaya Soeharto lebih kalem dan terkesan merakyat, dengan
senyum khas orang Jawa Tengah, maka Soeharto dikenal dengan julukan the smiling
general .Soeharto Sosok presiden yang misterius, emosional, penuh senyum, dan selalu berbicara
dengan konteks yang tinggi atau susah dimengerti. dalam setiap tutur katanya, kerap menggunakan bahasa “bersayap”.
Orang yang tidak begitu dekat
dengan beliau, tidak akan mengerti bagaimana ketika Soeharto marah atau tidak,
good-mood atau bad-mood. Tak terkecuali hanya pembantu-pembantu dekatnya lah yang
mengerti dan mengetahui. Haus kekuasaan adalah watak beliau disamping juga
otoriter. Pers dibungkam, antipati terhadap kritik, dan sangat marah ketika ada
satu orang pun yang terlihat ingin menumbangkan pemerintahannya. Ketika marah, wajah ekspresi lah yang tidak
bisa disembunyikan beliau. Apalagi ditambah dengan sifat
"kejawen"nya. Sifat pendendam juga ada pada diri beliau.
Dalam sejarah negara kita, Awal pemerintahannya, Soeharto disambut seperti
pahlawan, sampai tahun 80-an kondisi ekonomi bangsa Indonesia mengalami
kemajuan yang sangat pesat, dikarenakan booming harga minyak bumi dipasaran
dunia dan Indonesia adalah negara pengekspor minyak yang cukup besar.
Gaya kepemimpinan Soeharto lebih berorientasi pada
pembangunan ekonomi dengan konsep Pembangunan Lima Tahun. Dalam bidang politik,
Soeharto suka tertib, aman dan terkendali, artinya semua elemen kekuatan bangsa
harus tertib dan sejalan dengan kebijakan Soeharto. Semua organisasi harus
berazas tunggal agar aman dan bisa dikendalikan. Tidak boleh ada yang berbeda.
Tahun 1998 Soeharto mundur dari jabatan presiden karena desakan seluruh rakyat
Indonesia.
Gaya komunikasi presiden Soeharto sangat kental dengan
kultur jawa: banyak kepura-puraan (impression management), tidak to the point
dan sangat santun. Komunikasi Soeharto penuh simbol, tertib, satu arah, singkat
dan tidak bertele-tele. Bicara sedikit tapi tiap katanya berbobot dan penuh
non-verbal communication. Orangnya tertutup, konsistensi cukup tinggi dan
konteks komunikasi pada umumnya konteks tinggi atau high contect. Maka wajar
jika hanya orang-orang yang sudah lama berinteraksi dengannya yang dapat
memahami pola komunikasinya.
- PRESIDEN SBY
SBY Presiden Indonesia yang pertama kali terpilih secara
langsung oleh rakyat. Dengan legitimasi yang cukup kuat langsung dari rakyat
ternyata tidak membuat kepemimpinan SBY berjalan dengan bagus, para
pengkritiknya mengatakan SBY orang yang tidak tegas, lamban dan peragu dalam
mengambil keputusan, akibatnya pemerintah lambat dalam menangani banyak hal,
terutama kasus-kasus yang menjadi perhatian publik.
Tjipta
Lesmana menjelaskan gaya komunikasi politik SBY sebagai berikut. Ia sangat hati-hati dalam segala hal. Jadi terkesan bimbang dan ragu-ragu. Konteks bahasa
cenderung tinggi, berputar-putar. Walaupun SBY selalu berusaha berkomunikasi
dengan bahasa tubuh dan verbal yang sempurna, kata dan kalimat diucapkan dengan
jelas dan intonasinya mantap tapi buruk dalam konsistensi, plintat-plintut dan
membingungkan publik. Rasa humor kurang, dan emosi cukup tinggi, bahkan bisa
lepas kendali. Dimanapun, SBY memperlihatkan wajah yang serius; nyaris tidak
pernah tertawa, maksimal tersenyum.
KONTEKS TINGGI DAN KONTEKS RENDAH ( HIGH CONTEXT & LOW CONTEXT )
- Konteks tinggi itu, biasanya, komunikasi yang penuh dengan bahasa “bersayap” atau yang tidak jelas maknanya.
Pak Harto itu, jelas
sekali, menggunakan komunikasi konteks tinggi. Dia lebih banyak tersenyum dan
manggut-manggut. bicara singkat. Maknanya dalam tapi tidak jelas. Yang
tahu persis hanya dia. cara
berkomunikasi Soeharto
lebih banyak mendengar
dan mesam-mesem. Dalam berkata-kata, Soeharto sering
menggunakan bahasa yang
impression management atau
penuh dengan teka-teki, multi tafsir, namun
sangat santun. Dalam kondisi
marah pun, ia tetap
menggunakan bahasa penuh
teka-teki itu juga.
contoh : ketika
ada menteri yang
membacakan laporan di
ruang kerja, presiden mempersilakan
meminum minuman yang
tersedia. Menteri pun merasa
bingung karena tidak
ada minuman yang
tersaji untuknya. Padahal,
makna dari ucapan
tersebut adalah memerintah
menteri untuk segera
pamit.
- konteks rendah itu, Kita tak usah capai lagi menginterpretasinya. Karena maknanya sudah jelas. Misalnya, jika si A tidak suka dengan si B maka dia akan bilang, secara langsung, bahwa dia tidak suka padanya. Demikian sebaliknya jika suka.
Contohnya, kini kerap ditemui
dalam setiap demonstrasi, pembakaran boneka SBY atau JK. Ini merupakan konteks
rendah sekali. Bukan berarti bahwa Orba itu paling baik. Karena di sisi lain
Orba juga ada kelemahan. SBY bertindak
sebaliknya. SBY sering balas
mengkritik pihak yang
berani mengkritiknya,
termasuk mengkritik kebijakan
pemerintah. Namun, SBY
tergolong cukup hati-hati
dalam bertutur. Tiap kata
yang keluar dari
bibirnya selalu diartikulasikan secara
cermat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar